Kupu - Kupu Yang Tak Kunjung Pulang
Sabtu, 02 September 2017
Jam : 17.57 WIB
Disore yang cerah, disaat matahari mulai terbenam diiringi hirup pikuk perkotaan yang masih mewarnai setiap langkah demi langkah yang ku lalui.
Ternyata suasana lebaran Idul Adha masih menggema diseluruh pelosok desa.
Ntah apa yang ku rasa disetiap semua orang bergembira menyambut hari kemenangan tersebut.
'Ku cubo untuk meratapi setiap langkah yang ku lalui. . .'
Ku cubo untuk menemui setiap orang yang ku anggap bisa menghilangkan rasa gundah itu.
Ternyata harapan ku sia - sia. . .
Mereka pun acuh tak acuh melihat ku.
Akupun mencoba melanjuti perjalanan ku di sore itu. . .
Akhirnya aku menemukan tempat disalah satu sudut Kota yang jauh dari kebisingan.
Ku pun duduk sambil melihat indahnya Kota Kecil ku diiringini Angin yang berhembus kencan seakan - akan menyambut ku dengan bahagia.
Ternyata keindahan Kota kecil ku tak seindah yang ku alami.
Kegundahan itu masih menyisakan kenangan yang tak bisa kulupakan.
Aku pun terdiam mengingat yang telah terjadi. . .
Selintas aku teringat pesan orang tua ku ketika aku mulai beranjak dewasa, "Anak ku jangan terlalu berharap dengan manusia, berharap lah dengan Tuhan".
Kucuba untuk merenungi pesan orang tua ku.
Dalam istigfar ku, Aku pun sadar bahwa kepompong yang telah ku rawat tempo itu hingga menjadi kupu - kupu telah pergi jauh meninggalkan ku.
"Ternyata yang bersayap pasti akan terbang, begitupun yang datang akan pergi jua".
Ini lah skenerio Tuhan yang tidak satupun manusia yang tahu. (Rpk).
Jam : 17.57 WIB
Disore yang cerah, disaat matahari mulai terbenam diiringi hirup pikuk perkotaan yang masih mewarnai setiap langkah demi langkah yang ku lalui.
Ternyata suasana lebaran Idul Adha masih menggema diseluruh pelosok desa.
Ntah apa yang ku rasa disetiap semua orang bergembira menyambut hari kemenangan tersebut.
'Ku cubo untuk meratapi setiap langkah yang ku lalui. . .'
Ku cubo untuk menemui setiap orang yang ku anggap bisa menghilangkan rasa gundah itu.
Ternyata harapan ku sia - sia. . .
Mereka pun acuh tak acuh melihat ku.
Akupun mencoba melanjuti perjalanan ku di sore itu. . .
Akhirnya aku menemukan tempat disalah satu sudut Kota yang jauh dari kebisingan.
Ku pun duduk sambil melihat indahnya Kota Kecil ku diiringini Angin yang berhembus kencan seakan - akan menyambut ku dengan bahagia.
Ternyata keindahan Kota kecil ku tak seindah yang ku alami.
Kegundahan itu masih menyisakan kenangan yang tak bisa kulupakan.
Aku pun terdiam mengingat yang telah terjadi. . .
Selintas aku teringat pesan orang tua ku ketika aku mulai beranjak dewasa, "Anak ku jangan terlalu berharap dengan manusia, berharap lah dengan Tuhan".
Kucuba untuk merenungi pesan orang tua ku.
Dalam istigfar ku, Aku pun sadar bahwa kepompong yang telah ku rawat tempo itu hingga menjadi kupu - kupu telah pergi jauh meninggalkan ku.
"Ternyata yang bersayap pasti akan terbang, begitupun yang datang akan pergi jua".
Ini lah skenerio Tuhan yang tidak satupun manusia yang tahu. (Rpk).
Komentar
Posting Komentar